top of page

Menerka masa depan Tuhan

  • Writer: Althaf Naufal
    Althaf Naufal
  • Nov 15, 2018
  • 2 min read

Updated: Nov 21, 2018

#Perspective -Bagian kecil dari konsep Masa Depan.

Frasa tersebutlah yang pertama kali keluar ketika saya membahas buku Masa Depan Tuhan sesaat saya selesai membacanya. Perkembangan sifat spiritualisme manusia sudah tergambarkan jelas dalam sejarah. Tercatatkan secara pasti bagaimana manusia menyikapi Tuhan dalam jiwa dan pikiran. Apabila kita menilik kedalam satu bagian kecil hati didalam seorang manusia kita dapat mengerti penafsiran masa lalu Tuhan hingga masa depanNya.


Akan lebih mudah apabila kita mempunyai catatan lengkap hati tersebut selama masa hidupnya, kita akan mengetahui bahwa didalam hati tersebut Tuhan pernah terlahir dan mati. Yang dimaksud dengan lahir dan mati adalah suatu kondisi bahwa kita sedang berada dekat pada Tuhan dan menjauh dari Tuhan, pasang surut akan keyakinan dalam hati tersebut menjadi salah satu contoh keberadaan Tuhan di dunia kita. Itu adalah pendapat bagi sebagian kecil orang (dengan keyakinan saya bahwa rasio orang baik lebih banyak dari orang jahat, maka saya menyebutnya sebagian kecil).


Dalam perspektif lain, Tuhan akan selalu ada, tidak akan pernah mati ataupun terlahir memiliki masa lalu ataupun masa depan.


Tetapi, bagaimana dengan kepercayaan manusia terhadap Tuhan? Pertanyaan tersebut muncul karena di dunia ini, Tuhan dalam bentuk kepercayaan(keagamaan) memiliki masa lalu dan pernah dianggap mati oleh manusia. Kematian Tuhan terjadi pada pasca perang dunia ke dua sekitar tahun 1960-an, dimana Eropa mengalami kehilangan iman yang dramatis. Ateisme tidak lagi dianggap sebagai sebuah istilah pelecehan.


Gagasan tentang Tuhan mati begitu saja dan untuk pertama kalinya rakyat biasa, yang bukan ilmuwan atau filsuf, dengan senang hati menyebut diri mereka ateis. Hingga datangnya faham fundamentalis yang pada dasarnya adalah gerakan inovatif dan tidak apat berakar padda waktu lain kecuali pada zaman kita ini. Fundamentalis bersegera dalam mencela orang yang mereka anggap sebagai musuh Tuhan : sebagian besar kaum fundamentalis Kristen melihat Yahudi dan Muslim ditakdirkan masuk neraka dan sebagain menganggap Buddha, Hindu dan Toisme sebagai diilhami oleh iblis. Fundamentalis Yahudi dan Muslim mengambil sikap serupa, masing – masing melihat tradisi mereka sendiri sebagai satu-satunya iman yang benar. Dalam segala bentuk dan perspektifnya, fundamentalisme adalah iman yang sangat reduktif. Dalam kecemasan dan ketakutan mereka, kaum fundamentalis sering mendistorsi tradisi yang mereka coba bela.


Dari berbagai perspektf dan catatan sejarah tersebut, sekarang kita kembali pada masa depan Tuhan, terkaan akan masa depan Tuhan kita artikan dengan perspektif kita masing masing. Akankah kekal atau tercatatkan kembali mati dalam sejarah. Tetapi, bagi penulis, Tuhan adalah kekal dan tidak akan pernah mati begitu juga dengan kepercayaan manusia terhadapNya.


Mari berdiskusi.


Perspektif ini terinspirasi dari buku Masa Depan Tuhan


Disclaimer : Ini merupakan salah satu tulisan paling absurd yang pernah saya tulis, dengan kecetekan ilmu saya, saya merasa masih belum pantas menuliskan pikiran dan perspektif mengenai Tuhan dan agama dalam ke-absurdan tulisan ini. Mari berdiskusi untuk meningkatkan ilmu saya.


Catatan Tambahan :Ateis dan fundamentalisme telah di jelaskan oleh Karen Armstrong dalam bukunya secara mendalam. Terlalu banyak bahasan dan perspektif yang dapat dibahas dan dimuatkan dalam satu tulisan ini, dengan itu, mungkin, akan saya jadikan satu bahasan tersendiri dalam seri #perspective selanjutnya.


Recent Posts

See All
For the Greater Good(?)

#Perspective Dalam hidup kita, kita selalu mengorbankan sesuatu. Tanpa terkecuali dan tanpa kita sadari pengorbanan selalu terjadi setiap...

 
 
 
Keperluan Bersyukur

#Perspective -Bagian Kecil dari Konsep Bersyukur Syukur diperlukan (terutama) untuk mendapatkan kebahagiaan. Tetapi, jadikan rasa syukur...

 
 
 
Ketika Kebodohan adalah Kebahagiaan

#Perspective -Bagian Kecil dari Konsep Bersyukur. Terdapat satu kutipan menarik yang ditulis dalam Buku Berupaya Tanpa Jeda – Bersyukur...

 
 
 

Comments


© 2023 by MICHELLE MEIER ARCHITECT. Proudly created with Wix.com

bottom of page