For the Greater Good(?)

#Perspective

---

Dalam hidup kita, kita selalu mengorbankan sesuatu. Tanpa terkecuali dan tanpa kita sadari pengorbanan selalu terjadi setiap saat dalam hidup kita. Sesederhana kita mengorbankan waktu kita, ketika kita menginginkan sesuatu pastilah waktu adalah korban pertama dalam mencapai keinginan tersebut. Meskipun pada dasarnya waktu adalah hal paling berharga yang dapat kita korbankan dalam mendapatkan sesuatu, kita selalu dihadapkan pada pilihan untuk mengorbankan sesuatu yang kita anggap lebih berharga.

Bagaimana dengan konsep pengorbanan untuk kebaikan orang lain?

Dalam novel Deception Point yang ditulis oleh Dan Brown, terdapat sebuah kutipan terkait pengorbanan dalam novel tersebut yaitu “Iactura paucourm serva multos”, arti kutipan tersebut adalah “korbankan sedikit orang untuk menyelamatkan banyak orang”. Sejujurnya saya masih belum memahami konsep pengorbanan bukan hanya dari buku ini tetapi konsep pengorbanan secara umum. Saya rasa akan ada dua perspektif berbeda yang menyetujui frasa tersebut dan menentang frasa tersebut. Apakah kita harus mengorbankan segelintir orang tersebut untuk kebaikan yang lebih besar? Atau haruskah kita tidak mengorbankan segelintir orang tersebut dengan harapan Tuhan memberikan pilihan lain? Konsep pengorbanan untuk sesuatu yang jauh lebih baik ini telah menjadi motif klasik dalam berbagai cerita dan petualangan, terutama dalam dunia tokoh pahlawan. Banyak sekali contoh cerita yang mengadopsi konsep pengorbanan ini, dimana sang penjahat “villain” mempercayai bahwa mengorbankan sesuatu demi kebaikan yang lebih besar sangat adalah keharusan. Seperti yang terjadi dalam film Angels & Demons yang merupakan adaptasi langsung dari novel Dan Brown lainnya, contoh lain adalah film superheroes Watchmen dan yang paling terbaru adalah film Avengers Infinity Wars.

Saya akhiri perspektif ini dengan sebuah catatan renungan, bahwa pengorbanan memang diperlukan tetapi apakah dengan mengorbankan sedikit orang untuk kebaikan yang lebih besar menjadi sepadan(?) penulis merasa, diperlukannya literasi yang lebih banyak untuk memahami kebenaran dari perspektif konsep kebenaran ini.

Bagaimana dengan anda? Apakah anda akan mengorbankan orang lain untuk kebaikan yang lebih besar?

Mari berdiskusi.