top of page

Rahwana Putih

  • Writer: Althaf Naufal
    Althaf Naufal
  • Feb 28, 2020
  • 1 min read

Dasamuka.Kekalahan.Keagungan.Cinta


Keempat kata itu adalah kata yang muncul dalam benak saya setelah membaca buku ini.


Semuanya dimulai dari sebuah pembawaan sederhana dari perspektif Sang Kegelapan Pemeram Keagungan Cinta yaitu sang Rahwana Putih. Kemudian diakhiri dengan perenungan diri kita masing masing terhadap kebajikan dan pilihan kebijaksanaan yang paling bijak yang mampu di pilih dengan banyaknya perjalanan hidup yang Rahwana ambil. Buku ini merupakan sebuah penghayatan dalam memahami sisi lain sang Raksasa bengis yang selama ini digambarkan dalam banyak versi cerita Ramayana. Rahwana yang selama ini selalu menampakan aura pangeran kegelapan yaitu sang durjana-angkara murka, panji panji keserakahan, ketamakan, dan biang pertumpahan darah di bentuk oleh sang penulis sebagai bagian lain dari kekuatan Rahwana menjadi Prabu sejati yang bijaksana dalam memenuhi hasratnya untuk memahami inti kehidupan.


Yang menarik bagi saya adalah bagaimana cara penulis membawakan dunia Rahwana yang begitu “massif” menjadi runtutan contoh kebaikan yang menjadikan saya mudah memahami semuanya dengan mudah. Juga menunjukan sisi lain dan perspektif lain dalam memahami kejahatan dan keburukan yang pasti dilakukan oleh setiap manusia. Diawali dengan penegasan sebuah Dasamuka dari sang Rahwana Putih “Bagiku, wajah satu hanyalah wajah yang dimiliki mereka yang pengecut. Wajah satu hanyalah selubung bagi manusia yang tak memiliki keberanian untuk menampakkan kesejatian wajahnya yang beragam.” Yang menjadi pengantar perjalanan keagungan cinta Rahwana Putih di akhir cerita.


Judul Buku : Rahwana Putih

Penulis : Sri Teddy Rusdy

Penerbit : Yayasan Kertagama

Tahun Terbit : 2013

Tebal Halaman : 227 Halaman

Comments


© 2023 by MICHELLE MEIER ARCHITECT. Proudly created with Wix.com

bottom of page